Sering Diremehkan, Efek Influenza Lebih Parah dari Korban Perang
Sering terlalu dianggap remeh oleh semua orang, influenza ini ternyata bisa sangat berbahaya. Paling tidak begitulah yang disebutkan oleh para ilmuwan dan para ahli penyakit infeksi yang asal dari Amerika Serikat menurut Dr. Michael Osterholm.
"semua akan mengalami penyakit pandemi influenza yang buruk," kata Dr. Michael Osterholm dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Rabu, 17 Oktober 2018. Menurut dia, pandemi influenza adalah epidemi yang terjadi di seluruh dunia.
Terkait hal ini, menurutnya, penting bagi Indonesia untuk merespons krisis kesehatan ini. Pasalnya di Indonesia adalah termasuk dari salah satu negara dengan tingkat potensi pandemi influenza yang sangat tinggi.
Osterholm mengatakan betapa berbahayanya pandemi influenza. Menurut dia, 100 tahun silam yakni tahun 1918, pandemi telah menyebabkan 60 persen populasi kehilangan nyawa.
Persentase kematian akibat dari pandemi juga sangat tinggi bila dibandingkan dengan jumlah angka kematian dari akibat perang dunia. "Jumlah tentara Amerika yang meninggal di Eropa karena flu delapan kali lipat jumlahnya dibandingkan yang meninggal karena perang," katanya.
Menurut dia, saat ini kesiapan dunia dalam menghadapi pandemi influenza tidak lebih baik dibandingkan pada saat tahun 1918.
Dalam kesempatan tersebut, ia menambahkan bahwa dewasa ini dunia medis juga dihadapkan dengan tantangan vaksin termasuk jumlah stok vaksin dan efektifitas vaksin terhadap mikroba. Selain itu, tantangan lainnya adalah resistensi mikroba terhadap antibiotik karena mikroba telah bermutasi.
"Kemudian tantangan lainnya tentang resistensi. Mikroba sangat banyak bermutasi dan tidak dapat dihancurkan secara baik dengan antibiotik," katanya. Osterholm bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mengedukasi masyarakat tentang pandemi influenza.
"Saya tidak akan berada di Indonesia saat ini dan jika tidak ada kesempatan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia," katanya. Selain itu dari pihaknya juga terus berupaya untuk bekerja sama dengan para tenaga ahli medis dan para ahli kesehatan untuk memikirkan solusi bagaimana menangani resistensi mikroba terhadap antibiotik.
"Bagaimana untuk menggunakan antibiotik dengan cara lebih baik, dan bagaimana kita ciptakan dari antibiotik yang baru, dan bagaimana cara menangani sanitasi. Kuncinya adalah keamanan kesehatan global, resistensi terhadap antibiotik dan pandemi influenza adalah prioritas yang harus segera ditangani," paparnya.
a menambahkan bahwa saat ini diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk menemukan vaksin flu yang dapat melindungi dari berbagai jenis influenza.
"Kita butuh vaksin flu yang lebih baik. Saya melihat nanti di masa depan bahwa kita hanya perlu divaksin satu kali dan (vaksin) bertahan hingga 10-20 tahun dan dapat melindungi diri dari berbagai strain influenza, tidak hanya strain musiman, tapi juga strain pandemi," katanya
0 Response to "Sering Diremehkan, Efek Influenza Lebih Parah dari Korban Perang"
Post a Comment